LIK REJEKI

Sabtu, 19 Juli 2014

Bahaya Fragmentasi Pada Perempuan Usia 40an

Fragmentasi yang dimaksud di sini adalah hubungan antara manusia pada suatu rentang waktu dan lokasi tertentu. Artinya, pada suatu lokasi tertentu, terjadi hubungan antar manusia yang penuh keakraban, tulus, jujur, dan penuh keramahan; namun kemudian menjadi putus setelah mereka keluar dari lokasi tersebut; lamanya hubungan itu, terbatas pada keberadaan pada lokasi mereka berhubungan.
Fragmen artinya bagian-bagian kecil suatu benda, namun masih terlihat ciri-ciri asalnya; fragmen juga bermakna babak atau bagian dari suatu sandiwara atau drama. Tetapi, fragmentasi yang dimaksud di sini adalah hubungan antara manusia pada suatu rentang waktu dan lokasi tertentu. Artinya, pada suatu lokasi tertentu, terjadi hubungan antar manusia yang penuh keakraban, tulus, jujur, dan penuh keramahan; namun kemudian menjadi putus setelah mereka keluar dari lokasi tersebut; lamanya hubungan itu, terbatas pada keberadaan pada lokasi mereka berhubungan.
Pada umumnya fragmentasi yang terjadi atau terbangun itu, mendatangkan manfaat pada orang lain [biasanya orang-orang dekat]; hubungan timbal balik yang erat, dan hanya terjadi pada rentang waktu dan tempat tertentu.
Misalnya, hubungan baik antara guru dengan orang tua, selama anaknya menjadi murid atau belajar di sekolah tertentu. Melalui hubungan itu, orang tua mengharapkan anaknya mendapat perhatian lebih dari guru. Tetapi, ketika anaknya lulus, maka keakraban hubungan yanag pernah terbangun menjadi hilang, bahkan seakan tidak pernah saling mengenal. Bisa juga terjadi ketika interaksi di tempat duduk pesawat, KA, bus antar kota, dll, ada percakapan yang akrab, namun setelah sampai di tujuan, maka terlupakan dan saling melupakan;
Interaksi sosial, rakyat Indonesia, bangsa dan negaraku, juga hampir sama; setiap hari ada atau terjadi hubungang, namun cepat sekali saling melupakan, dan bahkan menjatuhkan dengan nada amarah serta kebencian.
Fragmentasi, sesaat menyatukan karena untuk mencapai tujuan yang sama dan hampir sama; dan setelah mencapai tujuan, kembali saling tak mempedulikan.
Fragmentasi menjadikan persahabatan, hubungan, koalisi, keakraban dan hubungan antar manusia menjadi SEMU, berdasarkan kepentingan dan keuntungan; tidak ada perhatian, tidak ada kasih, tidak simpati dan empati; semuanya penuh “demi tujuan atau mencapai tujuan”

 13776579451088370585

\Saya tak perlu menjelaskan tentang Fragmentasi, karena LAMPIRAN-SUPLEMEN di atas, sudah cukup menjelaskan apa dan makna Fragmentasi.

Perempuan usia 40an di sini, adalah mereka, para isteri yang selain sebagai ibu rumah tangga, juga berprofesi sebagai perempuan kantoran. Perempuan Kantoran di perusahan swasta, pns, atau pun tenaga akademik di PT dan lain sebagainya; dengan segala bentuk kesibukan di luar rumah (dan tidak didampingi suami).
Tugas rangkap Perempuan Kantoran seperti itu, tak jarang melakukan perjalan sendiri (dengan pesawat, Kerta Api, atau pun mobil travel), bahkan berlama-lama di luar rumah bersama dengan rekan kerja, bisnis, klien, atau pun orang-orang penting lainnya. Tak menutup kemungkinan, setelah meeting, harus juga lunch, dinner atau terpaksa nginap sendiri di luar kota, jauh dari suami dan keluarga.
Dalam sikon seperti itulah, kadang muncullah para penggoda yang tak di sangka; mereka ada bisa saja rekan kerja, rekan bisnis, klien, atau yang tadinya meeting bareng, dan sejenisnya; dengan alasan yang dicari-cari, ingin ngobrol atau bertemu dengan/dalam keadaan santai serta bukan urusan pekerjaan atau ngobrol lainnya.
Sebagai orang Timur, dalam budaya ketimuran, tentu saja, jika menolak, maka bisa dianggap sombong, angkuh, atau pun tak bersahabat, dan lain sebagainya. Sebaliknya jika menerima ajakan ngobrol, maka mengurangi waktu istirahat, ataupun mudah terlihat orang lain (yang tak tahu menahu urusannya), kemudian bisa menjadi bahan omongan sekaligus fitnah.
Fragmentasi karena tugas/kerjaan itulah yang sering menjadi godaan (pda dan terhadap) perempuan pekerja. Mereka mungkin saja, kekasih yang setia, ibu yang baik, serta isteri yang sangat mencintai suaminya, akan tetapi kebersamaan karena pekerjaan dan tugas, bisa terjerat dalam sisi selanjutnya dari Fragmnetasi. Bisa saja memunculkan atau berdampak pada bobo bareng/ML karena sama-sama terbuai dengan sikon, walaupun mereka sebelumnya bukan selingkuhan. Kemudian, berlanjut serta berlanjut pada hal-hal yang di luar dugaan lainnya.
Melihat peluang dan kenyataan yang bisa seperti itu, apa yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan dan jaga diri!? perlu, karena sekuat dan sekokoh apapun perempuan kantoran, ia bukan malaikat suci yang imun terhadap godaan lawan jenis. Oleh sebab itu, harus mempunyai kekuatan dan senjata untuk melawannya.
Ya, godaan bisa saja datang dan selalu ada; dan itulah sifat si penggoda. Penggoda selalau menggoda, namun tergantung dari yang digoda, mau tergoda atau tidak.
Berdasar pengalaman, ada senjata ampuh, yaitu ketegasan; tegas berkata tidak, dilanjutkan dengan menolak; dan terus menerus tegas serta menolak. Karena jika sekali saja tidak tegas dan tak menolak, maka itu akan menjadi pintu masuk untuk hal-hal berikutnya.
Dan lebih dari itu, kita bisa kembali pada makna Fragmentasi tersebut, ” …. ada percakapan yang akrab (ketika uruasan tugas dan pekerjaan), namun setelah selesai, maka terlupakan dan saling melupakan, ….”  Di sini, hubungan terjadi hanya berdasar fungsi, kerjaan, dan tugas, tak lebih dari itu; sehingga tak peluang atau membuka kesempatan untuk hal-hal yang bisa saja membuat jutuh ke dalam jurang ketidakberesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar